Catatan kebangkitan anggar Aceh dan PR regenerasi yang berkelanjutan
Oleh Rizka Khaerunnisa
Kamis,pengeluarantogelsydney martabetoto 19 September 2024 13:39 WIB
Banda Aceh (ANTARA) - Bencana tsunami yang meluluhlantakkan Aceh pada 2004 silam sempat memukul perkembangan beberapa cabang olahraga di Tanah Rencong, termasuk anggar. Sejumlah atlet yang saat itu tengah disiapkan untuk berkompetisi di kejuaraan SEA Games turut menjadi korban tsunami.
Atlet-atlet pemula pun kehilangan role modelatau sosok yang dapat dijadikan panutan. Pada saat itu, Aceh tidak memiliki pilihan selain menurunkan atlet-atlet yang belum siap mengikuti kejuaraan nasional dan internasional. Semenjak itu, prestasi anggar Aceh semakin menurun.
Sebelum tsunami, anggar Aceh masih bisa mencetak satu-dua keping emas pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Pascatsunami, atlet anggar dari bumi Serambi Mekah itu belum mampu mendulang emas kembali. Bahkan anggar Aceh tidak membawa pulang medali sama sekali pada PON XIX Jawa Barat 2016.
“Yang terakhir mendapatkan emas di PON sebelum tsunami, itu menjadi korban tsunami, meninggal dunia. Kemudian dari nomor floret putra juga yang dipersiapkan untuk SEA Games juga terkena dampak tsunami, meninggal dunia. Kemudian atlet floret putri juga meninggal karena korban tsunami,” tutur Atlet anggar Aceh Erwan Tona, berdasarkan cerita yang ia dapatkan dari para seniornya.
Erwan, yang mulai fokus menggeluti anggar pada 2009, sempat memutuskan untuk gantung sepatu karena tidak melihat potensi bagi dirinya untuk melanjutkan karier dalam cabang olahraga anggar. Namun pada 2018, ia diminta mengikuti pembinaan jangka panjang oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Aceh.
Pada tahun 2018 itu, IKASI Aceh berupaya untuk membangkitkan kembali prestasi anggar. Erwan bersama kawan-kawannya menjalani pembinaan hingga akhirnya membuahkan semangat kembali saat pra-PON pada 2019.
Perhelatan PON XX Papua 2021 yang lalu menjadi titik balik bagi anggar Aceh meski emas yang dicetak hanya satu keping yang disumbang dari nomor floret beregu putra. Meski hanya satu emas, capaian itu sangat berarti bagi mereka. Di samping itu, anggar Aceh juga meraih satu perak dan dua perunggu yang mendorongnya menempati peringkat kelima secara nasional.
Prestasi tim anggar Aceh semakin melaju dengan gemilang pada PON XXI setelah berhasil mengumpulkan empat emas, tiga perak, dan dua perunggu. Capaian ini membuat mereka akhirnya bertengger pada peringkat pertama, mengalahkan tim Riau yang sempat merajai anggar PON XX.
Baca juga: Aceh keluar sebagai juara umum anggar PON XXI Baca juga: Aceh raih emas keempat anggar dari sabel beregu putri